Siapa sangka ditengah merosotnya gema musik ska, album kedua Tipe-X yang berjudul Mereka Tak Pernah Mengerti bisa laku hingga 130 ribu copy. Padahal Tipe-X masih tetap setia memboyong musik ska, meski di album ini mereka menambahkan beberapa nuansa, seperti dangdut. "Kita memang ingin menunjukkan bahwa musik ska itu bukan sekedar trend," ujar Tresno, vokalis Tipe-X.
Untuk kembali mendongkrak angka penjualan, pihak Pops/Aquarius membuatkan klip kedua untuk Tipe-X. Kali ini lagu yang dijadikan klip adalah, Sakit Hati yang mengandung unsur dangdut.
Tidak seperti biasanya, untuk kali ini Tipe-X membuat klip dengan konsep yang berbeda. Biasanya klip Tipe-X selalu penuh warna, plus melibatkan seorang model cewek. Di klip yang mengambil lokasi di Gedung Cipta Niaga, Jakarta Kota ini, Tipe-X tampil lebih gahar layaknya musisi rock. “Mereka memang menginginkan video klip yang terkesan dark dan berimej rock, seperti kelompok Linkin’Park, meski musiknya tetap ska,” ujar Panji dari Human + Production.
Konsep ini dipilih Tipe-X bukan karena ingin merubah imej, tapi mereka hanya menginginkan sebuah penyegaran. “Kami hanya ingin membuat video klip yang tidak monoton. Video klip Tipe-X sebelumnya kan selalu penuh warna-warna cerah dan ada model ceweknya,” ujar Tresno. Dalam klip ini, Tipe-X tidak lagi menggunakan stelan jas atau kemeja pantai. Mereka tampil dengan busana hitam-hitam dan dengan dandanan yang sedikit ngepunk.
Sesuai dengan judul lagunya, Sakit Hati, alur klip ini juga bercerita tentang rasa sakit hati yang digambarkan dalam sebuah pertarungan antara dua atlet Kendo, seni bela diri dari Jepang. Kedua atlet tersebut bukan sekedar model, melainkan atlet Kendo sungguhan yang biasa berlatih di kedutaan Jepang. Tentunya, Panji ingin mendapatkan gerakan-gerakan yang bagus dan duel yang seru. Pasalnya, senjata yang digunakan dalam pertarungan adalah samurai sungguhan. Bisa dibayangkan jika Panji tidak menggunakan orang yang ahli menggunakan Samurai. “Bahkan yang ahli saja bisa terluka, gimana yang nggak biasa megang samurai,” tutur Panji.
Jadi ceritanya, tersiar kabar ada dua atlet Kendo yang akan bertarung hingga mati. Berita ini lantas direspon oleh Tipe-X. Disamping mencari lokasi pertarungan, Tipe-X pun mengajukan diri sebagai band pengiring perkelahian. Sehingga ketika kedua atlet tersebut duel, Tipe-X terus bernyanyi, dan sesekali memberi semangat kepada keduanya. Perkelahian semakin terasa panas, karena satu sama lain saling berkejaran dan pertarungan juga terjadi disebuah tangga yang cukup curam.
Sebagai gambaran rasa sakit hati, Tipe-X juga urun rembuk dengan menghancurkan segala macam benda, seperti meja, monitor dan keyboard komputer, guci, dan boneka. Agar lampiasan amarah itu makin terasa, Panji menyiapkan dua buah kapak. Tidak hanya Tipe-X yang tampil penuh ekspresif, Panji pun demikian. Saking hotnya, ia mengambil gambar dari sebuah lubang yang cukup luas di dinding (terbuat dari kayu) bagian atas dari gedung sudah lama kosong dan terabaikan. Gedung ini memang terlihat kelam dan misterius. “Meski ada adegan menghancurkan barang-barang, kami tak ingin video klip yang terlalu ekstrim, kami hanya ingin mengekspresikan rasa sakit hati saja,” ujar Tresno.
Kesan kelam dan misterius ini juga diwakilkan dengan tata cahaya yang dibuat seminimal mungkin, dan dengan hembusan asap buatan yang mendominasi hampir diseluruh adegan. Dalam penggarapan klip ini, Panji dibantu oleh seorang kameramen asing, Shane Grace.
0 komentar:
Posting Komentar